Tepat pada hari Rabu, 30 September 2009 ketika saya yang masih duduk di kelas X SMA Don Bosco Padang, saya sedang menghadapi ujian mid semester 1. Hari itu adalah hari ke-3 untuk pelaksanaan ujian. Sepulang dari ujian tsb, saya pulang ke rumah dan tidur siang pada pukul 14.00, lalu bangun pada pukul 16.55. Setelah bangun dari tidur saya sempat memeriksa HP, untuk melihat sms yang saya terima dari teman. Tiba" beberapa saat setelah saya memegang HP, terjadi gempa bumi yang sangat kuat dan saya belum pernah merasakan gempa sekuat itu sebelum nya. Gempa berlangsung cukup lama, kira" 2-3 menit.. Ketika itu saya merasa sangat takut, karena di rumah hanya ada saya dan kakak saya. Saya tidak bisa keluar dari rumah, dikarenakan goncangan yang terlalu kuat membuat saya sulit untuk berjalan, dan pada akhir nya saya menunggu gempa tsb berhenti, lalu keluar rumah untuk bertemu dengan kelurga saya yang lain. Pada waktu itu untuk menghubungi saudara" yang lain sangat sulit, dikarenakan gangguan jaringan. Maka pada hari kejadian itu saya hanya bisa bertemu dengan orang" yg tinggal bersama saya. Kota Padang seperti kota mati setelah gempa berkekuatan 7,9 SR itu terjadi, tidak ada listrik, tidak ada air, dan tidak ada makanan. Bahkan banyak korban yang tidak di temukan di timbunan" bangunan yang runtuh. Dan hal yang paling membuat saya merasa bodoh adalah, saya masih sempat mengatakan kepada tante saya bahwa saya belum belajar untuk ujian besok. Beberapa saat kemudian saya mendapat kabar dari teman, bahwa sekolah di liburkan sampai tanggal 12 Oktober 2009, di karenakan bangunan sekolah runtuh. Lalu beberapa hari setelah gempa, saya meminta kepada orang tua untuk pindah dari kota Padang karena saya takut jika gempa seperti itu terjadi lagi, lalu mereka menawarkan saya untuk bersekolah di Jakarta. Dan saya memilih untuk masuk ke SMA Bunda Hati Kudus.. ^^
Sabtu, 24 Juli 2010
Gempa 30 September 2009 (G 30 S)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikelnya sangat bagus kak,salam kenal dari saya angkatan Db19 🤗
BalasHapus